Senin, 20 November 2017

Mahasiswa UNY bikin pengawet bakso berasal ekstrak wortel

Mahasiswa UNY bikin
Mahasiswa UNY bikin pengawet bakso dari ekstrak wortel

Tiga mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta memanfaatkan ekstrak wortel (Daucus carota) menjadi alternatif bahan pengawet bakso yg alami.

BERITA TERKAIT
Electrees, 'pohon' penyerap polusi & penerang jalan ciptaan kampus
Para mahasiswa ini rajut 500 syal buat petugas kebersihan jalan
Heboh, hijaber dari Indonesia menangkan kontes menyanyi pada Jepang

"Wortel mengandung antioksidan yakni betakaroten yg mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan yg disebabkan oleh mikroorganisme," istilah Ardi, galat seorang mahasiswa pada Yogyakarta, Senin (7/1) seperti dikutip Antara.

Dua mahasiswa lain yg ikut melakukan penelitian tadi adalah Ari Purnomo & Herlinda Kusuma Wadani.

Menurut Ardi pengawetan bareng penambahan ekstrak wortel jua menambah kandungan gizi dalam makanan sehingga lebih sehat buat dikonsumsi.

"Penelitian wacana pemanfaatan ekstrak wortel menjadi pengawet bakso alami kami lakukan bareng mengekstrak buat mendapatkan senyawa betakaroten dari ekstrak wortel," ucapnya.

Dia menyampaikan ekstrak itu diharapkan mampu menjadi antioksidan sehingga bakso mampu tahan usang. Senyawa betakaroten menjadi antioksidan pada bakso buat mencegah & menghambat ketengikan yg diakibatkan udara & mikroorganisme.

"Tahapan pertama dalam penelitian itu adalah persiapan sampel yg akan digunakan. Ekstrak wortel dirancang bareng cara memblender wortel kemudian diperas," ucapnya.

Menurut beliau ekstrak selanjutnya digunakan buat membangun bakso. Setelah bakso jadi kemudian diuji nomor peroksida pada laboratorium.

"Dari pengujian pada laboratorium didapat waktu optimum pengawetan bakso adalah pada hari keempat," ucapnya.

Ia menyampaikan bakso menjadi makanan favorit poly sekali kalangan warga, akan tetapi pengetahuan wacana bakso yg kondusif & baik buat dikonsumsi masih kurang.

Hal itu terbukti bareng masih poly ditemukan bakso yg mengandung boraks & formalin pada pasaran & permanen dikonsumsi. Padahal formalin & boraks memiliki akibat yg jelek bagi kesehatan.

"Formalin nir layak digunakan menjadi bahan tambahan pada makanan & digolongkan menjadi senyawa berbahaya atau toksik," ucapnya.

Menurut beliau bakso mengandung protein tinggi, bareng kadar air tinggi & keasaman netral sehingga rentan terhadap kerusakan. Daya awet bakso aporisma satu hari pada suhu kamar.

"Hal itu yg menjadi alasan bagi penjual buat mengambil jalan pintas mengawetkan bakso bareng menambahkan formalin. Formalin pada bakso mampu memperpanjang daya awet selama tiga hari, sedangkan buat mi basah sampai lima hari," ucapnya. [bal]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar