Rabu, 01 November 2017

Belajar Pada Warung Bakso yg Tutup Selama Puasa & Lebaran

Belajar Pada Warung Bakso yg Tutup Selama Puasa & Lebaran
Belajar Pada Warung Bakso yang Tutup Selama Puasa serta Lebaran

Saya termasuk penggemar berat kuliner seperti bakso, mie, sate, serta lain sebagainya. Apalagi bila sedang berada kepada kota Bandung, saya niscaya berburu kuliner sebab Bandung memang dikenal dengan makanannya yang lezat-lezat. Salah satu tempat favorit yang hampir selalu saya kunjungi kepada Bandung ialah Warung Bakso Akung yang berada kepada jalan Lodaya. Ukuran bakminya besar serta menu lauknya pun bermacam-macam mulai berasal bakso, tahu, siomay, pangsit, sampai ceker ayam.

Tetapi yang akan saya bahas kepada sini bukanlah kulinernya, melainkan tradisi unik warung tersebut. Setiap hari Jumat warung bakso tersebut tutup untuk menghargai waktu shalat Jumat serta memberi libur bagi karyawannya. Kemudian setiap bulan puasa sampai seminggu sesudah lebaran serta seminggu lebaran haji, warung ini pula tutup walaupun potensial kehilangan pemasukan sebab justru kepada hari-hari tersebut ramai pengunjung.

Mengapa warung tersebut tidak buka setiap bulan puasa serta lebaran? Pada kepada dasarnya, rezeki datangnya berasal Alloh SWT serta setiap hari buka pun warung mereka selalu penuh, bahkan terkadang jam 7 malam sudah tutup sebab habis. Jadi keuntungan selama setahun kurang sebulan disimpan supaya pemilik serta karyawan dapat melaksanakan ibadah puasa secara penuh serta merayakan hari lebaran kepada kampungnya, pun demikian dengan waktu lebaran haji.

Hidup tidak hanya sekedar mengumpulkan materi saja, tetapi pula perlu siraman spiritual. Waktu yang sempurna untuk mengumpulkan pahala ialah hari Jumat serta bulan puasa sehingga warung tersebut tutup supaya pemilik serta karyawannya dapat melaksanakan ibadah dengan khusyuk tanpa terganggu aktivitas mayapada. Kemudian waktu lebaran mereka pula dapat fokus untuk menikmati kampung halaman dengan famili tercinta tanpa terganggu pikiran untuk mencari harta semata, tapi pula beramal untuk yang lain.

Itulah bila hidup tidak sekedar mencari mayapada, maka rezeki akan datang dengan sendirinya tanpa harus memaksakan hari libur permanen buka. Toh rezeki permanen mengalir walau tidak membuka warung selama bulan puasa serta lebaran. Mereka rela membuang sedikit rezeki yang mungkin bakal lebih melimpah kepada hari raya sebab banyaknya orang mudik atau berlibur ke Bandung. Mungkin poly pelanggan kecewa sebab tutup kepada hari libur, tetapi mereka lebih menunjuk untuk beribadah padaNya kepada hari yang paling poly pahalanya ini.

Jadi mereka mencari rezeki mayapada kepada luar bulan puasa serta hari Jumat, kemudian mencari rezeki akhirat kepada bulan puasa serta lebaran serta kepada hari Jumat. Sebuah kombinasi menarik untuk mencari ekuilibrium hidup kepada mayapada serta akhirat. Seharusnya kita tidak perlu takut untuk mengorbankan potensi rezeki yang bakal kita raih sebab yakinlah Alloh akan menggantinya kepada hari lain dengan rezeki yang lebih melimpah. Buktinya warung ini selalu penuh kepada hari-hari biasa tanpa harus memaksakan diri membuka warung kepada hari serta bulan yang suci ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar