Berkunjung ke Kabupaten Purbalingga di Jawa Tengah perlu meluangkan waktu setidaknya sehari buat menjelajah setiap kawasan menarik yang muncul. Banyaknya obyek wisata di kota kelahiran Jenderal Sudirman ini tentu sayang apabila dilewatkan begitu saja atau hanya disinggahi buat sementara.
Apalagi, Purbalingga juga memperlihatkan pengalaman jelajah rasa kuliner yang patut dicoba. Salah satunya adalah Bakso Klenger Boy yang muncul di Jalan S. Parman No. 88.
Dari pusat kota Purbalingga warung bakso ini dapat dicapai dengan gampang melalui Jalan Isdiman atau dari alun-alun ke arah timur sejauh 1 km. Setelah itu bepergian dilanjutkan ke arah selatan menyusuri Jalan S. Parman sejauh dua kilometer hingga hingga di simpang empat Kedungmenjangan. Hanya beberapa meter dari simpan empat tersebut, warung Bakso Klenger Boy dapat ditemukan. Spanduk besar berwarna merah dan gerobak bakso bercat coklat jelas menjadi etalase yang mencolok.
Bakso Klenger Boy adalah bisnis milik Otong Jurianto. Ia membuka warung bakso semenjak 2010. Kini beserta sang istri setiap hari dia melayani pembeli yang ingin menikmati bakso racikannya.
Awalnya Bakso Klenger Boy hanya menyediakan bakso sapi biasa dan bakso klenger urat. Tapi semenjak awal 2017 muncul pilihan baru yaitu "Bakso Beranak Tujuh".
Menurut sang istri yang dijumpai waktu sedang melayani pembeli, Bakso Klenger Boy sebenarnya sudah pernah menjual bakso beranak sebelumnya. Namun, dulu ukurannya tidak terlalu besar sebagai akibatnya kurang menarik perhatian pembeli. Suaminya kemudian menetapkan buat membentuk bakso beranak yang lebih besar dengan isian yang lebih poly.
Sejak waktu itu warung baksonya semakin dikenal. Banyak penggemar bakso maupun pecinta kuliner yang datang lantaran bertanya-tanya dengan Bakso Beranak Tujuh. Hal itu pun terlihat waktu saya datang ke warung ini seluruh kursinya sudah terisi. Saya harus bersabar di luar hingga muncul pembeli yang terselesaikan bersantap.
Untungnya saya gak perlu menunggu usang. Begitu muncul kursi yang kosong, semangkuk Bakso Beranak Tujuh segera saya pesan. Melihat ukurannya yang besar saya menunjuk buat tidak memakai mie lantaran takut tidak habis.
Semangkuk bakso beranak dalam genangan kuah panas tersaji dengan cepat buat saya. Uap dari kuahnya menerbangkan aroma sedap. Ada sedikit jejak minyak dari kaldu sapi. Irisan mungil daun seledri dan bawang merah goreng menambah ramai kuahnya. Mencecap satu sendok kuah tersebut pribadi terasa segarnya.
Untuk memudahkan melahap bakso dagingnya, muncul pisau mungil yang disediakan. Tidak sulit buat membedah dan mengiris bakso ini lantaran teksturnya padat. Dua irisan memanjang berhasil menguak isi di dalam "bakso induknya". Ada tujuh "bakso anakan" berukuran mungil dan sedikit cincangan urat dan daging.
Baik "bakso induk" maupun "bakso anakan" keduanya matang tepat. Kedua jenis bakso tersebut awalnya didesain terpisah. Saat cetakan bakso induknya mulai matang, bakso anakan yang sudah matang lebih dulu ikut dimasukkan. Bakso induknya kemudian dibuat kembali dan direbus hingga matang seluruhnya.
Mengigit potongan bakso induk yang besar terasa teksturnya yang padat dengan dan-serat daging yang sedikit kasar. Jejak rasa daging sapinya agak gurih. Sementara tujuh bakso anakannya sedikit lebih kenyal dan lembut. Namun tidak kalah enaknya dengan bakso yang besar.
Bagi penggemar berat bakso, hidangan bakso beranak ini akan agak memuaskan. Aika menginginkan tambahan rasa, dapat menambahkan kecap, saus dan sambalnya berdasarkan selera.
Saya sempat kewalahan menghabiskan porsinya yang besar lantaran 3 jam sebelumnya baru menyantap pecel. Oleh karenanya, sebaiknya kosongkan perut lebih dulu sebelum menikmati Bakso Beranak Tujuh ini. Dengan penuh selera dan kesabaran akhirnya bakso beranak dengan tujuh anaknya berhasil saya lahap.
Oh ya, seporsi Bakso Beranak Tujuh di Bakso Klenger Boy dihargai Rp 35.000. Harga yang terbilang murah dibanding beberapa bakso beranak yang pernah saya jumpai di kawasan lain. Meskipun demikian, cita rasanya tidak mengecewakan. Selain sedap, Bakso Beranak Tujuh ini juga membentuk penikmatnya kekenyangan. Cocok dengan label "klenger" yang diusungnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar